Sabtu, 02 November 2013

Dampak Negatif dan Positif Masalah Penduduk di Indonesia

Dampak Negatif dan Positif Masalah
Penduduk di Indonesia
“Pertumbuhan Penduduk di Kota Tangerang“

Nama : RAMA HENDARDI SOCADEWA
Kelas : 1KA42
NPM : 17113225



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin meningkat ,saat ini Indonesia merupakan negara yg memiliki jumlah penduduk paling padat ke empat di dunia , ada banyak kota yang menjadi tujuan migrasi penduduk diantarnya Jakarta , selain Jakarta , kini kota Tangerang merupakan kota terpadat di Banten. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi banten Januari 2013, mencapai angka 2.058.335 jiwa. Angka tersebut terbagi atas jenis kelamin laki-laki sebanyak 1.054.620 jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 1.003.715 jiwa.Hal tersebut terjadi Karena Kota Tangerang menyandang berbagai fungsi diantaranya fungsi sebagai pusat ekonomi Provinsi Banten, pusat pendidikan, pusat perdagangan dan industri. Sehingga tidak heran jika Kota Tangerang tidak pernah sepi dikunjungi oleh para pendatang.




1.2 Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis akan membahas tentang
1.Bagaiman masalah pertambahan penduduk dikota Tangerang
2.Faktor faktor penyebab meningkatnya jumlah pendudk dikota Tangerang
3.Apa saja dampak positif dan negative dari peningkatan jumlah penduduk tersebut




1.3 Tujuan penelitian
1.Untuk memenuhi tugas ilmu sosial dasar
2.Untuk memperoleh informasi mengenai masalah peningkatan jumlah penduduk dan dampaknya dikota Tangerang.




1.4 Metode penelitian
Dengan mencari data data dan referensi dari internet mengenai masalah yang dibahas dalam karya tulis ini.






BAB 2
PEMBAHASAN



2.1 Gambaran Umum Kondisi Kota Tangerang




2.1.1 Kondisi Geografis Kota Tangerang




Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang No.2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Secara geografis Kota Tangerang terletak pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur (BT) dan 6’6 – 6 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 Km2).




Kota Tangerang memiliki letak strategis karena berada di antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Posisi strategis tersebut menjadikan perkembangan Kota Tangerang berjalan pesat. Pada satu sisi, Kota Tangerang menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan dari DKI Jakarta, di sisi lain menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang yang merupakan daerah dengan sumber daya alam yang produktif.




Pesatnya perkembangan Kota Tangerang didukung pula dari tersedianya system jaringan transportasi terpadu dengan wilayah Jabodetabek, serta aksesibilitas dan konektivitas berskala nasional dan internasional yang baik, yang tercermin dari keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta Pelabuhan Bojonegara sebagai gerbang maupun outlet nasional. Kedudukan geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong bertumbuhkembangnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan
basis perekonomian Kota Tangerang.




2.1.2 Kependudukan




Kepadatan penduduk Kota Tangerang cenderung mengalami peningkatan selama periode tahun 2000 hingga 2007. Pada tahun 2007, total jumlah penduduk mencapai 1.575.140 jiwa, dengan komp0sisi 790.404 jiwa (50,18%) penduduk laki-laki dan 784.736 jiwa (49,82%) perempuan. Selama kurun waktu 2000-2007, rata-rata laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,62% per tahun. Capaian rata-rata laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,62% per tahun.
Capaian rata-rata laju pertumbuhan penduduk tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian Provinsi Banten 2,20%, DKI Jakarta 1,20%, maupun Nasional 1,30% pada periode yang sama. Pertambahan jumlah penduduk ini disebabkan beberapa hal seperti natalitas (kelahiran) dan migrasi (perpindahan) dari luar wilayah Kota Tangerang ke dalam wilayah Kota Tangerang.




Tantangan yang dihadapi Kota Tangerang terkait masalah kependudukan adalah pengendalian pertumbuhan penduduk dan database. Salah satu upaya pengendalian pertumbuhan penduduk, terutama diarahkan pada pengendalian jumlah mighrasi masuk melalui penataan sisteam administrasi kependudukan dan penguatan pengawasan kependudukan. Sementara untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh angka kelahiran, dilakukan peningkatan penyelenggaraan program Keuarga Berencana (KB).
Permasalahan dan tantangan database kependudukan terletak pada belum akurat dan sempurnanya data kependudukan. Hal tersebut dipengaruhi oleh belum adanya sistem pengarsipan data kependudukan, sehingga seringkali terdapat perbedaan data kondisi penduduk.




Salah satu indikator yang menjadi titik krusial dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah adalah jumlah keluarga dan penduduk miskin. Pada wilayah Kota Tangerang jumlah penduduk miskin cenderung meningkat pada periode 2003-2005, dengan jumlah masyarakat miskin terbanyak pada tahun 2005 yang mencapai 137.366 jiwa. Angka ini kemudian mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 112.577 jiwa, namun pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 134.436 jiwa. Peningkatan jumlah masyarakat miskin tersebut diperkirakan akibat meingkatnya laju inflasi yang berdampak pada kondisi kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang.




2.2 Faktor faktor penyebab meningkatnya jumlah penduduk dikota Tangerang
· Kota Tangerang merupakan pusat ekonomi Provinsi Banten, pusat pendidikan, pusat perdagangan dan industri. Sehingga tidak heran jika Kota Tangerang tidak pernah sepi dikunjungi oleh para pendatang.
· Sebagai pusat perdagangan ,pembangunan dan industry
· Sebagai pusat pendidikan
· Meningkatnya kelahiran penduduk dikota Tangerang




2.3 Dampak positive dan negative yang terjadi
A.Dampak Positif
· Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja
· Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru.
· Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
· Jumlah tenaga kerja meningkat
· Terjadinya percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya dapat membentuk budaya baru




B.Dampak Negatif
· semakin sempitnya lahan pertanian yang dialih fungsikan untuk pemukiman dan industri.
· Kurangnya ketersediaan air bersih akibat dari pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan.
· kepadatan lalu lintas meningkat
· banyak bermunculan pemukiman kumuh dan pedagang kaki lima
· tingkat kriminalitas meningkat karena banyak nya pengangguran
· meningkatnya pencemaran polusi udara





BAB 3
PENUTUP



Kesimpulan
Laju pertumbuhan penduduk yang terlampau tinggi cenderung memberi dampak negatif bagi kota Tangerang. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan kriminalitas menghantui kehidupan masyarakat kota Tangerang. Sehingga tingkat kesejahteraan penduduk asli kota Tangerang mengalami penurunan.
Hal tersebut memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak khususnya pemerintah. Pemerintah diharapkan dapat lebih fokus menangani masalah kepadatan paenduduk yang tak terkendali agar kehidupan masyarakat menjadi lebih aman, nyaman dan sejahtera. Semua itu dapat dilakukan dengan cara menjalankan kebijakan yang sudah dibuat dengan sebaik-baiknya. Karena pada dasarnya, semua kebijakan yang sudah dirancang oleh pemerintah memiliki fungsi dan tujuan yang sangat baik, hanya saja realisasi dari itu semua masih belum maksimal.



Saran
Perlu adanya perhatian yang cukup besar dari semua kalangan masyarakat dan pemerintah mengenai masalah kependudukan dikota Bandung sehingga peningkatan jumlah penduduk tersebut bisa seimbang dengan kualitas sumber daya manusia nya .





DAFTAR PUSTAKA



http://www.trustkota.com/jumlah-penduduk-kota-tangerang-2-058-335-jiwa
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136329-T%2028154-Studi%20persepsi-Analisis.pdf
http://www.tangerangkota.go.id/mobile/detailprofilkota/1/13
http://litbang.tangerangkota.go.id/detail_artikel/statistika_dan_kedokteran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar